Bimbingan Belajar Sebagai Pelengkap Sekolah

Keberadaan lembaga bimbinga belajar (bimbel) menjadi pelengkap bagi sekolah. Kehadiran lembaga ini tidak akan meruntuhkan eksistensi sekolah. Sekolah dan lembaga bimbel memang punya perbedaan, tetapi keduanya punya kesamaan, yaitu sama-sama bergerak di bidang pendidikan. Sekolah maupun lembaga bimbel berusaha membantu siswa dalam memahami ilmu dan pengetahuan.

Tidak dimungkiri, banyak manfaat yang diperoleh siswa dengan bergabung di bimbel. Keterbatasan waktu di sekolah, membuat siswa tak leluasabertanya atau berdiskusi dengan guru mengenai materi pelajaran yang belum dipahaminya. Sementara di bimbel, siswa dapat dengan leluasa menanyakannya. Siswa mendapat jawaban sekaligus metode menjawab soal dengan mudah, cepat, singkat, dan sederhana. Di lembaga bimbel, disediakan guru yang siap untuk diajak konsultasi apabila ada kesulitan pelajaran. Menjelang Ujian Nasional (UN), ujian semester, ujian kenaikan kelas dan penerimaan mahasiswa baru PTN, bimbel akan diserbu pelajar. Bimbel punya bank data soal, analisis soal, cara menjawab cepat, singkat, dan sederhana. Para pengajar bimbel pun benar-benar disiapkan untuk membantu siswa. Para pengajar bimbel diwajibkan mengikuti pelatihan internal yang rutin dilaksanakan.

Kemampuan lembaga bimbel selain membantu siswa, juga meningkatkan kepercayaan masyarakat. Orang tua rela membayar mahal untuk memasukkan anaknya bimbel. Bimbel pun sekarang jadi bisnis yang menjanjikan dan banyak orang yang melirik bisnis ini. Di kota Bandung saja kita akan mudah menemukanlembaga bimbel meskipun kadang antara bimbel yang satu dan yang lain saling berdekatan. Ini memang perlu diatur bagaimana etika bisnisnya kalau memang ini bagian dari bisnis.

Jadi, lembaga bimbel dan sekolah kduanya saling melengkapi. Bilasekolah kesulitan meningkatkan kemampuan siswanya, lembaga bimbel siap memberikan solusinya. Sekali lagi, kehadiran lembaga bimbel justru sangat membantu sekolah.

Ketika lembaga bimbel dapat keuntungan materi, lembaga bimbel pun mampu menyerap tenaga kerja dan membayarnya secara layak. Kehadirannya, bisa menyerap dan membuka lapangan kerja baru. Ini tentu sangat membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran, jadi, keberadaan lembaga bimbel tidak hanya membantu para siswa dan sekolah, tetapi juga dunia bisnis dan pemerintah.

Semakin menjamurnya lembaga bimbel, persaingan untuk merebut hati “konsumen” pun semakin ketat. Persaingan ini harus menjadi momentum untuk terus menyerasikan ini program pengajaran dengan kurikulum dan kebutuhan siswanya.

Namun, memasukkan anak bimbel bukanlah satu-satunya cara untuk mengejar ketertinggalan atau meraih impian. Ada banyak alternatif lain yang bisa dilakukan, misalnya dengan memanfaatkan pemantapan atau tambahan jam belajar di sekolah, membentuk kelompok belajar, memanfaatkan siaran pendidikan yang ditayangkan di radio atau televisi, menjadikan internet sebagai media pembelajaran, memanfaatkan perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum, banyak berlatih menjawab lembaran soal ujian terdahulu, dan lain sebagainya.